Ciri ciri tembang macapat
Jawaban
Ciri-cirine tembang macapat, yoiku:
- Gadhahnipun guru gatra, yogyanipun kathah gatra ingkang wonten pendhak setunggal padha.
- Gadhahnipun guru wilangan, yogyanipun kathah wanda ingkan wonten pendhak setunggal gatra.
- Gadhahnipun guru lagu, yogyanipun datheng swanten vokal ingkang pendhak matunipun gatra.
- Menthesipun babagan pitutur, kasusilan, dongeng, kaprajan, wayang kaliyan saklintunipun.
- Mlebetnipun puisi sastranipun tiyang Jawi.
Ciri-ciri dari tembang macapat adalah:
- Memiliki guru gatra, yaitu banyaknya baris yang terdapat pada setiap bait.
- Memiliki guru wilangan, yaitu banyaknya suku kata yang terdapat pada setiap baris.
- Memiliki guru lagu, yaitu (huruf vokal yang terdapat pada bagian akhir baris.
- Isinya mengenai perintah, peradaban, cerita rakyat, kerajaan, wayang, dll.
- Termasuk dalam puisi sastranya orang Jawa
Penjelasan
Tembang macapat merupakan salah satu karya sastra berbentuk puisi yang dimiliki masyarakat Jawa. Didalam tembang ini memiliki 11 jenis tembang yang sering dikenal, yaitu:
- Maskumambang. Berasal dari kata “Kumambang” yang memiliki arti mengambang. Yaitu setiap manusia mengawali kehidupan rahim seorang ibu (janin) yang mengambang.
- Mijil. Berasal dari kata “miijil” yang memiliki arti muncul. Yaitu seorang bayi akan muncul ke dunia dari perut ibu.
- Kinanthi. Berasal dari kata “kantheni” yang memiliki arti bimbing. Yaitu seorang anak selama hidupnya akan dibimbing orang tuanya agar hidup baik dan lurus.
- Sinom. Berasal dari kata “si” yaitu seorang “nom” artinya muda. Maksudnya tembang ini menggambarkan perkembangan atau perilaku seorang anak muda dan tata krama yang harus dilakukan.
- Durma. Berasal dari kata “Munduring tata krama” yang memiliki arti tata krama yang mundur. Tembang ini menggambarkan perilaku tata krama yang buruk seorang manusia serta perintah atau anjuran didalamnya.
- Pangkur. Berasal dari kata “mungkur” yang memiliki arti meninggalkan. Dimana tembang ini menjelaskan seorang manusa ynag mulai meninggalkan hawa nafsu dunia dan mulai memperbanyak ibadah.
- Asmaradhana. Berasal dari kata “asmara” memiliki arti yaitu cinta atau suka. Maksudnya tembang ini menggambarkan tentang perasaan jatuh cinta antara lawan jenis.
- Gambuh. Berasal dari kata “Jumbuh” yang memiliki arti cocok. Diamana tembang ini menjelaskan mengenai pasangan yang sudah cocok, dan anjuran untuk segera dinikahkan.
- Dhandhanggula. Berasal dari kata “gegedhangan” yaitu harapan dan cita-cita dan “gula” yang memiliki rasamanis. Diamana tembang ini menggambarkan tentang harapan, cita-cita atau angan-angan manusia yang manis.
- Megatruh. Berasal dari kata “megat” yaitu putus dan “ruh” yaitu nyawa. Tembang ini menjelaskan tentang tercapainya tujuan hidup seorang dan waktu untuk bertemu dengan Yang Maha Kuasa (Tuhan).
- Pucung. Berasal dari kata “pocong” yang memiliki arti mayat yang dibungkus kain kafan. Tembang ini memiliki makna tentang ruh manusia yang telah terlepas dari tubuh.