Reksadana obligasi atau reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang mempunyai kebijakan, dimana investor harus melakukan investasikan minimal 80 persen pada surat berharga yang berbentuk surat hutang atau obligasi. Obligasi sendiri merupakan surat penyertaan hutang dari penerbit yang ditujukan untuk pemegang obligasi. Surat tersebut berisi janji untuk melakukan pembayaran kembali bunga ataupun pokok sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan.
Apa Itu Reksadana Obligasi
Di Indonesia, produk pasar obligasi yang paling dikenal yaitu Obligasi Ritel Indonesia atau ORI dan juga Sukuk Ritel atau Obligasi Ritel Berbasis Syariah. Selain pemerintah, obligasi juga banyak diterbitkan oleh berbagai perusahaan swasta. Akan tetapi, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan swasta mempunyai perbedaan, yakni dari segi risiko. Di dalam obligasi pemerintah, potensi adanya gagal bayar sangat kecil. Sementara di obligasi swasta sudah ada potensi gagal bayar.
Kelebihan Reksadana Obligasi
Kinerja dari pasar obligasi dari tahun ke tahun cenderung cukup solid. Hal ini didorong dengan suku bunga yang rendah dan return obligasi yang cukup tinggi dibandingkan inflasi. Jika dibandingkan dengan negara lain, kinerja pasar obligasi Indonesia adalah salah satu yang paling tinggi. Jika suku bunga bank turun dan para investor mencari investasi yang lebih baik, maka permintaan obligasi akan naik.
Dengan adanya kenaikan permintaan tersebut, maka harga juga akan ikut naik. Jika harga naik, maka investasi akan cenderung naik. Tak hanya itu saja, kelebihan lain dari reksadana obligasi lainnya yaitu investor dapat secara langsung melakukan diversifikasi dalam berbagai obligasi pemerintah ataupun korporasi.
Kekurangan Reksadana Obligasi
Ada beberapa risiko yang harus Anda perhatikan dalam reksadana obligasi. Risiko pertama yakni risiko fluktuasi harga atau naik turunnya harga obligasi. Munculnya fluktuasi harga bisa dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga deposito ataupun risiko gagal bayar.
Sementara untuk risiko yang kedua adalah risiko gagal bayar. Ini merupakan risiko utama yang mana saat penerbit obligasi gagal memenuhi komitmen untuk membayar pokok dan kupon di waktu yang telah ditentukan. Saat terjadi kegagalan bayar, maka nilai obligasi bisa turun dan bahkan bisa saja menjadi tidak ada harganya sama sekali.
Kupon atau Bunga dalam Obligasi
Di dalam obligasi, kupon atau bunga akan dibayarkan di setiap periodenya. Umumnya, pada obligasi pemerintah, akan bagikan kupon setiap enam bulan. Sedangkan untuk Obligasi Ritel Indonesia dan juga Sukuk Ritel akan dibagikan kupon setiap bulannya. Sementara untuk obligasi swasta, umumnya akan dibagikan setiap tiga bulan sekali.
Obligasi tersebut umumnya akan dijual melalui penawaran umum kepada masyarakat umum. Walaupun begitu, para investor juga bisa mendapatkannya melalui pasar sekunder dengan membeli obligasi milik investor lain.
Minimum Pembukaan Rekening
Untuk minimum pembukaan rekening jika kita ingin mulai transaksi awal di obligasi cukup bervariasi. Umumnya, untuk ORI dan juga Sukuk Ritel, minimum besaran rekeningnya bisa dimulai dari Rp. 5 juta sesuai dengan pecahan obligasi. Sementara untuk obligasi pemerintah dan juga swasta bisa dimulai dari Rp. 1 miliar. Dimana bisanya juga hanya akan tersedia untuk nasabah pilihan atau prioritas.
Di reksa dana, minimum investasi bisa dimulai dari Rp 100 ribu. Untuk keuntungannya sendiri bisa langsung diterima, jadi ketika ada pembayaran kupon, maka akan langsung diteruskan ke pemegang obligasi tersebut.
Demikian penjelasan mengenai apa itu reksadana obligasi beserta dengan kelebihan dan kekurangannya. Semoga bermanfaat.