Tulisan ini adalah ‘pecahan’ dari tulisan saya sebelumya tentang lagu-lagu yang mengisi berbagai pengalaman hidup saya (tulisan pertama ini akan juga disiarkan di sini, ed). Namun kali ini saya persempit dengan membahas lagu-lagu dari satu penyanyi saja. Dan saya memilih The Carpenters. Mengapa The Carpenters? Mereka kan penyanyi jadul. Karen, si vokalisnya saja sudah meninggal puluhan tahun lalu. Mari, Nyak, Babe, Ncang, Ncing, Asé, Ka’é sekalian, sini duduk berkumpul..Saya jelaskan mengapa..*eh belum boleh ya bikin kerumunan?
![]() |
The Carpenters | Source: richardandkarencarpenter.com |
Jatuh Cinta, Patah Hati, dan Move On Bersama The Carpenters
Oleh: Eusebia
Saya sudah akrab dengan lagu-lagu duo ini semenjak masih usia SD (tahun 90-an). Memang, belum banyak lagu-lagu The Carpenters yang saya ketahui saat itu. Wajah kedua kakak-beradik ini pun tak pernah saya ketahui. Maklum, saya mulai mengenal karya-karya mereka melalui VCD karaoke yang klip videonya kalau bukan pemandangan alam ya ciwi-ciwi bule berkacamata hitam yang rambutnya ditiup angin, sedang berjalan dengan gerakan lambat atau merenung di bangku taman atau dermaga.
Saya harap visual tersebut cukup ya..., adik-adikku yang menyebut diri generasi milenial…
Nah, setelah mengenal internet dengan segala kecanggihan yang ditawarkannya, saya pun ‘membalaskan dendam’ untuk menuntaskan rasa penasaran saya akan duo ini; baik tentang lagu-lagunya maupun potretnya. Ah, akhirnya saya tahu seperti apa wajah mereka berdua.
Kembali ke alasan saya memilih The Carpenters sebagai pengisi tema berbagai momen dalam kehidupan saya dalam tulisan ini (ada beberapa penyanyi sebenarnya yang menempati posisi ini tetapi Carpenters tetap no.1).
Baca juga: Mimpi-Mimpi yang Menepuk Pundak
Pertama, saya sangat menyukai karakter vokal Karen. Mungkin ia bukan penyanyi dengan kemampuan meraih nada tinggi yang luar biasa, tetapi dalam kesederhanaannya bernyanyi saya menemukan bahwa ia sungguh istimewa. Ia bernyanyi dengan indah sekali, tanpa banyak akrobat sebagai penghias aksinya.
Kedua, karena memang lagu-lagu mereka sangat ‘kena’ di hati. Ada yang mengatakan: when you are happy, you enjoy the music, and when you’re sad, you understand the lyrics. Nah, pas banget itu sama saya.
Ketiga, karena Karen ini juga berjasa dalam bidang akademik saya, terutama mengenai ‘pronunciation’ alias pengucapan bahasa Inggris saya. Bagi saya, pronunciation si Karen ini ‘gurih’ sekali (maaf, saya hanya bisa menerangkannya dengan kata tersebut). Setiap kata dalam lagu yang ia dendangkan terdengar ‘manis’ dan ‘sopan’ sekali di telinga saya. Krenyes krenyes begitu. Jadi ketika mendengar lagunya, saya juga berusaha mengikuti caranya menyebutkan kata-kata dalam bahasa Inggris(ya iyalah!). Hasilnya? Menurut guru bahasa Inggris saya sih pronunciation saya bagus. Ini menurut beliau ya... hehehe.. sombong dikit boleh ya…
Intro tulisan ini kepanjangan ya? Kapan mulai membahas sesuai judul nih? Baiklah, kita ke isi tulisan yang disebutkan di judul ya....
The Carpenters dan Momen Jatuh Cinta
The Carpenters dan Momen Konflik
The Carpenters dan Momen Perpisahan
The Carpenters dan Momen atau Fase Move On
Penting untuk disadari terlebih dahulu bahwa move on bukan berarti mendapatkan pengganti, tetapi lebih ke menerima keadaan. Ikhlas melepas, begitu. Biasanya dalam proses melepas, ada orang-orang yang setia mendampingi dan mendukung setiap usaha untuk bangkit dari keterpurukan. Bisa keluarga atau sahabat.
Good Friends Are For Keeps merangkum betapa kehadiran orang-orang terdekat dan sahabat dalam masa-masa sulit adalah obat yang sangat manjur dan mampu mengembalikan kepercayaan diri serta kebahagiaan yang hilang. Setuju? Dan kalau saatnya tiba, dan kita siap, orang yang kita nantikan pasti akan datang(dengan cara yang tidak pernah kita duga). Mendoakan hal tersebut juga adalah hal yang baik.
Seandainya sudah siap, biarkanlah masa lalu menjadi masa lalu yang membuat kita makin dewasa, dan anggaplah kita sedang membuka sebuah buku yang baru dan masih kosong untuk kita tuliskan kisah yang baru. Seperti yang dikatakan Karen dan Richard dalam lagu Make Believe It’s Your First Time; lepaskan kesedihan yang telah berlalu--then is then, now is now.
Baca juga: Lima Lagu Manggarai Terbaik...
Hmmm.... Tidak cukup rasanya hanya menyebutkan lagu-lagu di atas. Rasanya masih banyak karya-karya The Carpenters yang harus saya ‘bedah’. Namun menyelesaikan tulisan ini saja sudah membuat saya sedikit pusing dan bingung karena harus mengingat-ingat kembali lagu mana untuk momen yang mana (ya karena saking banyaknya lagu yang harus disortir tentunya).
Akhirnya, untuk menutup ocehan tak jelas saya ini, saya hanya ingin bilang..bilang apa e? Tuh kan bingung lagi. Baik, dengarkan lagu Look To Your Dreams saja. Begitu saja.
Nekang, 13 Juni 2020
Eusebia-Ranting Kayu
Ps: Punya tulisan personal nan asyik seperti ini? Kirim ke [email protected] em. Tirada honor. Tapi kita bisa sama-sama belajar bercerita. Iya to?
🎶🎵Rainy days and mondays always get me down ...🎶🎵
BalasHapusHiks
Hiaaaa.....
Hapus